Sabtu, 22 November 2014

Referensi Foto Wisuda: GIBRAN Exclusive Photography

Setelah sebelumnya saya menulis tentang referensi make up wisuda, kali ini saya akan menulis referensi foto wisuda, karena menurut saya kurang afdol aja rasanya kalau momen sekali seumur hidup kayak wisuda engga sekalian foto studio hehehe.

Tempat yang akan saya jadikan referensi adalah GIBRAN Exclusive Photography. Kebetulan Mei 2014 saya memilih studio ini dan November 2014 pacar saya juga memilih GIBRAN sebagai tempat untuk foto. Waktu itu sebenarnya ada 3 calon studio yang sudah saya seleksi dan pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke GIBRAN. Ada beberapa alasan, yang pertama GIBRAN terhitung baru di Yogya jadi menurut asumsi saya waktu itu sih kayaknya engga akan capek untuk ngantri nunggu foto hehehe. Yang kedua, setelah saya lihat portofolionya di sini ternyata konsep foto yang simple, elegan, dan terkesan exclusive cocok dengan apa yang saya inginkan. Dan yang terakhir, pastinya terjadi titik ekuilibrium antara demand dan supply hehehe maksudnya harga dan hasil yang ditawarkan cucok dengan kantong saya.

GIBRAN sendiri menawarkan 3 paket foto wisuda dimulai dari harga Rp 150.000. Tapi waktu itu saya mengambil paket seharga Rp 350.000 (Lupa namanya paket apa). Paket tersebut terdiri dari:
  • 2 background foto
  • Maksimum 5 orang (tiap tambahan orang dikenai charge Rp 15.000)
  • 4 foto edited, 3 foto cetak ukuran 4R dan 1 foto cetak ukuran 10R+Bingkai hitam
Sementara pacar saya kemarin mengambil paket exclusive seharga Rp 500.000. Bedanya kalau paket exclusive ini ada di:
  • 3 background foto
  • 5 foto edited, 3 foto cetak ukuran 4R dan 2 foto cetak ukuran 10R+Bingkai hitam
  • Touch up make up
  • Dan waktu milih foto ada di ruangan khusus hahahaha
Berikut ini hasil foto di GIBRAN tanpa diedit, hasil yang udah diedit bisa dilihat di facebook nya aja hehe.

Sitting like a princess hahaha

Bareng sama sahabat-sahabat dari jaman culun dan si pacar


Foto bareng Bapak Ibu :)


Dan ini hasil foto waktu kemarin wisuda pacar saya, foto ini juga belum diedit hehehe. Dia dapet 3 background, yang satu sama kayak background foto saya bareng bapak ibu, yang dibawah ini yang beda:

Foto tanpa make up hahaha


Si Boss

Kata temen ini kayak foto bangsawan Imogiri

Nah itu dia hasil foto di GIBRAN Exclusive Photography. Jadi langsung aja nih ya ke review nya:
  • Buat kamu yang suka dengan konsep foto yang elegan, GIBRAN ini tempat yang cocok karena background yang ada di sini simple dan terkesan elegan, tapi buat kamu yang suka konsep foto wisuda colorfull dan vintage saya rasa kurang cocok di sini.
  • Saat foto studio saya tidak perlu ngantri, begitu datang langsung foto meskipun yang datang ke sana pun cukup ramai. Ketika saya bersama pacar dan keluarganya foto di sana juga engga ngantri, begitu sampai langsung foto, ini point plus banget buat saya hahahaha.
  • Dekor waiting room nya nyaman dan bagus.
  • Hasil dan harga yang ditawarkan sangat sesuai.
  • Tapi sayang waktu yang dijanjikan kurang sesuai. Pada awalnya dijanjikan foto jadi dalam waktu 2 minggu, tapi ternyata hasilnya ngaret sampe 1 bulan lebih.
  • Entah perasaan saya atau bukan, tapi ketika saya mendapat semua file fotonya menurut saya ada beberapa foto yang pengambilannya agak asal, seperti foto saya dan pacar duduk di kursi tapi kursinya kepotong, lalu di foto di atas juga rak bukunya terlihat miring.
Sekian review yang saya berikanSemoga tulisan ini bermanfaat untuk kamu-kamu yang lagi cari referensi tempat foto studio wisuda. Saya mencoba memberikan komentar yang objektif tanpa bermaksud menjelek-jelekkan ataupun mengiklankan GIBRAN Exclusive Photography loh hehehehe :)


GIBRAN Exclusive Photography
Alamat : Jalan Monjali No.169 Yogyakarta
Buka : Senin-Minggu 10.00-20.00
Telp : 087839222280


Jumat, 14 November 2014

Cara Membuat SIM yang Hilang/Rusak

Aloha! :D

Hari ini saya ingin berbagi pengalaman saat mengurus SIM A yang sudah lama hilang hahahaha. Sebenarnya saya bukan tergolong orang yang ceroboh dan hampir tidak pernah kehilangan benda-benda berharga (Ough narsis yah, tapi semoga akana tetap seperti itu hehe), tapi karena sewaktu kuliah di Yogya saya tidak pernah memakai benda tersebut alhasil dia hilang begitu saja raib dari dompet. Sebenarnya hilangnya sudah lama sih tapi sekali lagi karena di Yogya saya tidak pernah bawa mobil jadi ya saya cuek-cuek saja sodara-sodara hahahaha.

Sebenarnya saya tidak ingin mengurus SIM A tersebut, yasudahlah hilang saja, saya juga sudah lupa caranya nyetir mobil. Tapi ini lagi-lagi karena tuntutan pekerjaan saya yang mobile, singkat cerita waktu wawancara user di Lampung beliau mengkehendaki saya untuk melancarkan nyetir lagi. Jadilah saya pulang ke Pekalongan dengan panik dan memohon Bapak untuk dilatih ngelancarin nyetir lagi. Saya pun akhirnya kursus nyetir lagi karena Bapak yakin saya sudah lupa-selupa-lupanya orang nyetir :V

Kembali ke cerita awal, akhirnya tadi pagi saya ngurus SIM A yang hilang itu. Tadinya Bubun nyuruh saya buat bikin lewat tempat kursus nyetir, tapi saya menolak karena harganya sangat mahal yaitu Rp 500.000. Padahal kalau browsing sana-sini mengurus SIM yang hilang cukup mudah dan tidak terlalu mahal. 

Berbekal banyak informasi yang tersebar di internet, pergilah saya pagi tadi dengan tekad bulat mengurus SIM A saya yang hilang sendiri. Jadi yang pertama-tama saya lakukan adalah pergi ke Polsek Pekalongan Barat (sesuai domisili) untuk membuat surat kehilangan. Untuk membuat surat kehilangan ini tidak perlu surat pengantar dari RT/RW Kelurahan kok, cukup datang saja bilang kalau mau bikin surat kehilangan. Perlu diingat bahwa mengurus surat kehilangan ini free ongkos ya :)

Tapi sayangnya saat saya datang ke sana ternyata printernya sedang trouble sehingga saya disarankan untuk langsung saja membuat surat kehilangan di Polres Kota Pekalongan. Saya pun segera bergegas ke Polres Kota Pekalongan dan ketika sampai di sana ternyata antrian sudah mengular sampai ke luar, uuurrrggggghhhh. Dengan sabar saya menunggu antrian dan melewati berbagai proses. Pertama-tama saya harus pergi ke dokter yang dirujuk oleh Polres untuk membuat surat kesehatan. Ketika ke dokter kita harus membawa fotocopy KTP ya. Biaya yang harus dikeluarkan untuk ke dokter ini sebesar Rp 25.000. Waktu di dokter hanya ditensi lalu ditanya sejarah penyakit dan sedikit tes buta warna. Setelah selesai dari dokter saya kembali ke loket pendaftaran dan petugas pun menyuruh saya ke loket pembayaran Bank BRI untuk membayar biaya administrasi sebesar Rp 80.000. Biaya tersebut sama besarnya dengan biaya perpanjang SIM A. Kalau untuk perpanjang SIM C biaya nya hanya Rp 75.000. Setelah itu saya kembali ke loket pendaftaran dan dimintai kembali biaya pendaftaran sebesar Rp 10.000. Setelah itu saya pun tinggal menunggu duduk manis sampai nama saya dipanggil. Kurang dari 30 menit nama saya dipanggil dan taraaaaa jadilah SIM A saya. Ternyata prosesnya sangat mudah dan cepat. Sekarang pun saya engga perlu deg-degan lagi kalau mau keluar bawa mobil hehehehe.

Jadi itulah pengalaman saya membuat SIM A yang hilang. Kalau mau diruntut prosesnya hanya:
  • Bikin surat kehilangan di Polsek
  • Datang ke Loket Pendaftaran di Polres
  • Ke dokter membawa fotocopy KTP dan membuat surat keterangan sehat sebesar Rp 25.000
  • Membayar biaya administrasi di loket BRI sebesar Rp 80.000 dan biaya pendaftaran di loket pendaftaran sebesar Rp 10.000
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kamu-kamu yang juga mau melakukan hal yang sama :)

Rabu, 12 November 2014

Referensi Make Up Wisuda: GULA Waxing Boutique & Make Up

Jadi pada Bulan Mei 2014 silam saya akhirnya wisuda, Alhamdulillah. Dan seperti cewek pada umumnya, dimulalilah kerempongan saya memilih ini itu termasuk make up yang oke buat wisuda. Oh iya karena waktu itu sidang dan batas akhir pendaftaran wisuda jatuh pada hari yang sama (Thanx God masih dapet kemudahan buat wisuda Mei, terima kasih juga untuk kajur dan akademik FEB UGM yang super powerfull hehehehe) akhirnya saya tidak punya banyak waktu untuk mencari referensi salon yang bagus. Saat itu saya hanya bertanya pada satu orang, kakak kos saya. Dia bilang kalau di GULA bagus soalnya dia pernah dapet promo morning make up dan hasilnya bagus.

Saya pun akhirnya memutuskan untuk browsing tentang salon GULA ini terlebih dahulu, tapi sayang cuma ada sedikit referensi yang saya temukan. Jadi ternyata GULA ini merupakan tempat waxing dan make up. Berdasarkan hasil penelusuran yang saya lakukan salon GULA ini pernah diliput di sebuah acara TRANS 7 sebagai salah satu salon di Yogyakarta yang memberikan jasa Brazilian Waxing. Dan ternyata oh ternyata juga, pemilik salon GULA ini adalah seorang Profesional Make Up Artist. 

Tanpa pikir panjang lagi saya pun segera menuju ke TKP yang kebetulan tidak begitu jauh dari kosan saya. Jadi GULA Waxing Boutique & Make Up ini terletak di daerah Demangan. Lokasinya tepat di depan Pasar Demangan. Tempatnya agak kecil dan tidak terlihat "Wah" seperti bayangan saya di awal meskipun tempat ini pernah diliput televisi nasional. Jadi ketika mencari tempat ini mata kita harus benar-benar jeli jangan sampai terlewat.

Sampai di sana saya pun langsung masuk ke dalam. Ternyata meskipun luarnya kecil, di dalamnya terdapat tangga ke bawah yang menggiring pengunjung ke ruangan make up yang cukup luas. Saya pun bertanya pada mbak-mbak muda yang ada di frontdesk tentang paket make up wisuda. Jadi di GULA menawarkan 2 paket make up wisuda, yang pertama menggunakan make up lokal yaitu PAC keluaran Martha Tilaar, paket yang pertama ini dibandrol dengan harga Rp 250.000. Dan paket yang kedua menggunakan produk make up international seperti MAC,dll (Saya lupa, soalnya buanyak banget jenis yang ditulis dan saat itu saya cuma familiarnya sama MAC doang sih hahaha). Untuk paket yang kedua ini harganya jreng jreng jreng Rp 300.000. Menurut saya sebenarnya harga tersebut cukup mahal untuk ukuran paket wisuda kalau dibandingkan dengan WARDAH yang cuma Rp 150.000. Tapi waktu itu entah apa yang ada di pikiran saya, saya langsung aja booking di situ dan bayar DP sebesar Rp 100.000.

Dan taraaa begitu saya cerita ke teman dan keluarga berapa uang yang saya keluarkan untuk make up wisuda sebagian besar dari mereka TERTAWA. Ya mereka ketawa kenapa saya memilih make up wisuda semahal itu padahal kalau di WARDAH udah bisa buat 2 orang, saya dan ibu saya. Tapi karena ini buat satu orang aja udah 300 sendiri akhirnya ibu saya jadi engga di make up. I'm sorry mom :(((

Jadi langsung aja nih ya ke reviewnya:
  • Hasil make up nya sebenernya bagus dan oke terutama untuk yang engga berjilbab, tapi sayang untuk modifikasi jilbab wisudanya menurut saya kurang oke :(
  • Kata teman saya meskipun hasil make up nya bagus tapi masih kurang worth dengan harganya. Harusnya hasilnya bisa lebih cetar membahana lagi.
  • Di front desk nya engga ada contoh foto hasil orang yang di make up, padahal kan itu berguna banget buat referensi awal.
  • Ternyata untuk paket yang produk make up nya international cuma pake MAC (padahal merek make up yang ditulis buanyak banget).
  • Hasil make up nya awet, engga luntur, dan engga pecah meskipun saya ketawa-ketiwi sampe siang.
  • Hasilnya waktu di foto muka saya makin oke hahahaha.
Jadi itu sedikit cerita dari saya tentang pengalaman waktu milih make up wisuda. Di bawah ini ada beberapa hasil foto di studio sebelum editing, jadi mencerminkan hasil asli make up nya huehehehehe.





Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kamu-kamu yang lagi cari referensi tempat make up wisuda. Saya mencoba memberikan komentar yang objektif tanpa bermaksud menjelek-jelekkan ataupun mengiklankan salon GULA loh hehehehe :)

Kembali Menulis :)

Aloha setelah sekiaaaaaaan lama saya berhenti menulis (padahal dulu setiap memulai menulis lagi pasti inginnya komitmen untuk tidak pernah berhenti menulis, tsaaaah) akhirnya saya nulis lagi. Well dorongan ini kembali muncul karena beberapa alasan:


  1. Pertama dan yang utama adalah sekarang saya selo hahahaha
  2. Tuntutan pekerjaan (cieeee... iya sekarang saya udah kerja, bukan mahasiswa lagi, bukan juga pengangguran hehehehe Alhamdulillah) Jadi gini ceritanya, nanti waktu kerja saya harus sering bikin SOP, jadi ibu HR yang baik hati pun menyarankan saya untuk rajin-rajin menulis (lagi) karena waktu itu saya ngakunya hobi nulis hahahaha.
  3. Pacar saya pun menyarankan saya buat ngeblog (mungkin dia ngerasa sering digangguin saya karena menjelang training saya jadi super selo hahaha).
  4. Dan yang terakhir, belakangan ini saya mengalami banyak hal yang saya pikir mungkin perlu saya bagi (bukan hal-hal galau loh). Misalnya waktu wisuda saya ribet memilih make up dan studio foto atau menjelang training ada beberapa dokumen yang harus saya urus seperti pembuatan NPWP,dll yang menurut saya mungkin bisa saya share untuk orang-orang di dunia maya yang mungkin juga mengalami kebingungan yang sama seperti ketika saya mengurus atau mencari hal tersebut untuk pertama kali.
Oke well saya rasa cukup tulisan pembuka ini. Saya harap saya terus produktif menulis dan semoga apa yang saya tulis ada yang baca dan tentunya bermanfaat.

Salam hangat :)


Sabtu, 29 Juni 2013

GO GO NTB 03!!!!

H-24 jam keberangkatan KKN ke Lombok

Doakan kami agar bisa benar-benar mengabdi ke masyarakat desa Pelangan, Sekotong, Lombok Barat. Semoga semua bisa berjalan lancar dari awal sampai akhir. Semoga keharmonisan kelompok tetap dapat terjaga. Dan nantikan cerita suka duka kami di Lombok ya!
:)

Welcome Lombok!!

Jumat, 28 Juni 2013

Bu Rini, Pahlawan Lingkungan yang Sederhana

“Banyak teman itu banyak rezeki mba.”

Perkataan itu sangat membekas dalam benak saya sampai detik ini. Adalah Ibu Rini, seorang pahlawan lingkungan yang sangat sederhana yang mengucapkan kata-kata tersebut ketika Jumat minggu yang lalu saya dan Nancy berkunjung ke rumahnya di daerah Wonosari.

Kunjungan kami ke sana bukan tanpa sebab, kami ingin belajar mengolah limbah plastik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi dari beliau. Keputusan kami untuk belajar pada beliau bermula dari teman saya Nancy yang baru bergabung dalam tim KKN yang saya dan teman-teman lain sudah bentuk. Salah satu program KKN yang saya buat adalah daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan. Jujur, pada awalnya saya masih bingung sendiri bagaimana menjalankan program tersebut hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuat bunga dari sedotan bekas, namun entah mengapa saya sendiri sempat ragu sama karya yang satu itu, hehehe. Hingga pada suatu pertemuan seluruh tim KKN, muncullah Nancy dari jurusan Manajemen Kebijakan Publik yang memberikan pencerahan untuk saya menjalankan program tersebut.

Jadi begini ceritanya, jurusan Manajemen Kebijakan Publik punya desa binaan di Wonosari untuk memberdayakan masyarakat mengelola limbah sampah plastik, salah satunya adalah Bu Rini ini. Nancy pun akhirnya memberitahu saya untuk belajar ke tempat Bu Rini di Wonosari. Akhirnya Jumat tanggal 21 Juni 2013 seusai ujian, kami berdua pun berangkat ke Wonosari. Sampai di sana saya cukup kaget melihat rumah Bu Rini. Rumah beliau sangat sederhana, tipikal rumah-rumah lama di pedesaan. Temboknya sudah terbuat dari bata, tapi lantainya masih beralaskan semen, kita juga bisa melihat susunan genteng karena langit-langit rumah yang tidak ada eternitnya, jendela rumah tersebut juga masih terbuat dari kayu yang jika ditutup akan benar-benar gelap.

Sesampainya di sana Bu Rini menyambut kami dengan ramah. Kami pun sedikit bercerita tentang keperluan kami datang berkunjung. Ternyata bukan hanya tim KKN kami saja yang mengunjungi Bu Rini untuk belajar, tapi sudah ada beberapa kelompok lain yang juga pernah berkunjung. Kami pun diperlihatkan contoh-contoh kerajinan yang pernah Bu Rini buat. Ada tempat tisu, tempat pensil, tas, dan banyak lagi benda-benda yang ternyata bisa dihasilkan dari sesuatu yang sering kita pandang sebagai sampah.

Menurut penuturan Bu Rini, beliau sudah lama menekuni pembuatan kerajinan ini. Berawal dari penjahit, beliau yang mendapatkan bimbingan dari seorang mantan mahasiswa Biologi UGM pun akhirnya menekuni pembuatan kerajinan dari sampah plastic. Sepak terjang beliau tidak bisa diragukan lagi, beliau seringkali mengikuti pameran dan memberikan pelatihan pada warga desa yang lain, beliau juga sering menerima orderan dari berbagai macam pihak. Yang saya salutkan, beliau mengerjakan itu semua sendiri sambil mengisi waktu luang, tidak pernah ada orderan yang membebaninya. “Lahwong bikin kayak gini bisa sambil duduk santai sambil nonton tv kok mba, daripada hanya nonton tv saja,” ucap beliau sambil tersenyum ketika saya bertanya apakah tidak kelelahan mengerjakan banyak orderan. Yang saya salutkan lagi, beliau sangat sederhana dan sama sekali tidak sombong.

Setelah beberapa menit berbincang, akhirnya kami pun memutuskan untuk membuat dompet dari karton bekas dan sampah plastik. Untuk saya dan Nancy yang masih amatir membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan Bu Rini yang dengan cepat dan rapih bisa menyelesaikan dompetnya, padahal beliau mengaku bahwa ini juga kali pertamanya membuat dompet.

Di sela-sela proses pembuatan dompet, Bu Rini bertanya, “Gimana mba? Engga susah to? Kalo di sini belajar sama saya bukan pelajaran yang ada di kelas, kayak beginian mana ada di kelas? Hahaha.”
Saya dan Nancy pun ikut tertawa bersama Bu Rini. Kebetulan otak saya penat sekali rasanya sehabis mengerjakan ujian di pagi hari, bertemu Bu Rini dan belajar membuat sesuatu yang baru ternyata merupakan hiburan tersendiri untuk saya. Ternyata 90% bahan baku produk yang Bu Rini hasilkan berasal dari sampah-sampah plastic dan barang bekas.

Produk buatan Bu Rini

Sambil membuat dompet, kami terus berbincang membicarakan ini itu hingga akhirnya saya bercerita bahwa saya ingin membuat sesuatu dari limbah sedotan bekas. Entah kebetulan atau bagaimana, betul apa yang orang-orang katakana bahwa Allah mempertemukan kita dengan seseorang bukan tanpa alasan. Ternyata Bu Rini pun memiliki rencana yang sama dengan saya untuk membuat sesuatu dari limbah sedotan, namun beliau belum sempat melakukannya dan baru mengumpulkan artikel tentang pengolahan sedotan bekas. Beliau pun memperlihatkan artikel di majalah tersebut dan memberikan saya saran untuk mencobanya. Saat itu ingin nangis rasanya saking senangnya menemukan jalan keluar. Saya pun berkali-kali mengucapkan terima kasih untuk Bu Rini.

Bu Rini mencontohkan cara membuat dompet

Di tengah-tengah beliau bercanda, “Orang-orang itu sukanya bawa sampah ke saya. Pokoknya sudah terkenal banget kalau ada Bu Rini tu dikasi sampah aja hahahaha. Banyak juga yang suka ngece mba, bilangnya ih ngapain sampah dibawa-bawa.”

Saya pun tersenyum mendengar candaan Bu Rini. Mungkin sebagian orang berpendapat seperti itu, apa yang dibuat beliau adalah sampah, asalnya sampah, jadinya ya sampah. Tapi buat saya, Bu Rini adalah pahlawan lingkungan. Orang-orang mungkin memandang beliau sebelah mata, tapi banyak sekali limbah plastik yang mampu diubahnya menjadi barang bernilai ekonomi. Beliau berkontribusi dalam pengurangan sampah plastik yang kebanyakan akan dibakar dan menimbulkan polusi.

Di akhir sesi pertemuan dengan beliau, kami pun berfoto bersama.

“Bu spanduk nya dipasang dong di depan rumah, punya prestasi gini kok disembunyikan, kan biar orang-orang tahu Bu,” ucap Nancy.

Enggalah, malu mba.” Balas Bu Rini sambil tersipu.

Hari itu saya belajar banyak hal dari Bu Rini, bukan saja belajar membuat kerajinan dari sampah plastic. Beliau juga berpesan untuk jangan memandang sebelah mata orang kecil, kita harus menghormati mereka juga karena orang besar itu tidak ada tanpa orang-orang kecil yang ada di bawahnya. Terakhir, Bu Rini pun mendoakan supaya KKN kami lancar dan program-programnya benar-benar bisa bermanfaat untuk masyarakat di sana.


Terima kasih Bu Rini untuk waktunya yang singkat dan terima kasih Nancy untuk membawa saya kepada beliau J

Saya, Nancy, dan Bu Rini

Kamis, 27 Juni 2013

22's Birthday, Comeback menjadi seorang blogger amatir

So here I’m on my 22’s

Welcome world!

Angkanya cantik ya? Hidupnya? Hmmm bisa dibilang cantik dan menyenangkan karena sejauh ini saya selalu berusaha untuk memilih perspektif hidup bahagia dan tertawa bagaimanapun keadaannya.
Di ulang tahun saya yang ke 22 ini entah mengapa saya merasa sangat bahagia padahal tidak ada sesuatu yang khusus dan special banget yang terjadi di tanggal 23 Juni 2013 lalu. Hanya saja di usia yang semakin dewasa ini saya mulai menemukan apa yang saya cari dan inginkan serta memantapkan diri untuk meraihnya. Akhir-akhir ini saya juga bertemu dengan lumayan banyak orang yang entah mengapa bisa membuat saya bahagia dan tanpa saya sadari memberikan banyak pelajaran berharga di luar apa yang saya pelajari di bangku perguruan tinggi yang sedang saya tempuh. Saya juga seringkali menemukan dan mengalami hal-hal kecil dan sederhana yang ternyata bisa membuat saya bahagia, yups that’s right, simple things can make me happy recent those days, bahagia itu sederhana, entah darimana datangnya. Dan saya berjanji akan selalu mencari kesenangan-kesenangan yang besar dari tiap-tiap langkah sederhana yang saya atau orang lain lakukan.

Saya jadi teringat sahabat saya dulu pernah bilang, “Yang menentukan kamu bahagia atau engga kan diri kamu sendiri Nis.” Seorang dosen yang saya kenal juga pernah berkata bahwa sugesti positif memberikan dampak yang luar biasa dahsyat buat hidup kita. Mungkin sejak itu saya jadi mensugesti diri sendiri untuk selalu bahagia dan berpikiran positif, entah senang atau susah. Meskipun begitu bukan berarti hidup saya bebas dari masalah, ada banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan saya, tapi saya tidak ingin bercerita, mulai detik ini saya hanya ingin berbagi kisah-kisah bahagia saya saja.

Anyway di umur saya yang sudah dewasa ini banyak harapan dan keinginan yang ingin saya capai. Salah satunya saya ingin berkomitmen untuk rutin menulis. Yaps menulis apapun itu, pokoknya dalam seminggu saya harus menulis minimal tiga tulisan. Bukan untuk apa-apa, tapi saya hanya ingin menantang diri saya yang dulunya bercita-cita menjadi seorang penulis untuk stay pada sebuah rutinitas menulis itu sendiri dan menjadikannya kesenangan pribadi. Saya orangnya memang mudah bosan, dan saya jadi teringat seorang teman pernah berkata bahwa tantangan adalah mencoba  bertahan dalam sebuah rutinitas. So I challenge myself untuk bertahan melakukan apa yang saya suka namun sudah lama saya tinggalkan, yaitu menulis. Bukan hal-hal muluk yang akan saya tulis, mungkin hanya sebuah tulisan sederhana yang mampu memberikan inspirasi bagi yang membacanya. Atau yah sekadar menumpahkan kegundahan hidup menjadi sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat ketimbang mencurahkan sampah-sampah di media social hahahaha. Btw keinginan saya untuk kembali menulis ini juga cukup terinspirasi dari novel Madre karangan Dewi Lestari. Saya ingin mencoba seperti Tan yang memutuskan untuk menulis blog, mencoba berkomitmen dengan sesuatu, mencoba bertahan dalam rutinitas, mencari kesenangan dalam rasa bosan yang seringkali melanda hidup. Ya, saya ingin belajar berkomitmen dengan sesuatu karena benar-benar suka, bukan karena kewajiban. Jadi saya memutuskan untuk membuat blog lagi. Hahaha ini bukan blog pertama saya anyway, ini mungkin blog ke hmmmm….4 buat saya. Blog pertama saya buat waktu saya masih SMA, blog kedua saya buat di semester awal saya kuliah di Depok, dan blog ketiga saya buat di semester awal kuliah saya di Yogyakarta, tapi tidak pernah ada yang bertahan lama.

Okay harapan kedua saya, juga harapan saya yang terbesar, di usia ke 22 ini saya tidak ingin lagi terus-terusan menengadahkan tangan ke orang tua :’) Sudah terlalu besar pengorbanan yang orang tua saya lakukan. Sudah lelah saya menelpon orang tua untuk mengabarkan bahwa uang bulanan saya kurang :’) Ini saatnya untuk saya berbalas budi, makannya saya tidak ingin berlama-lama kuliah, doakan saya ya kawan supaya bangku perguruan tinggi ini dapat segera terselesaikan atau saya bisa segera merintis sesuatu J

Harapan dan keinginan yang ketiga, saya ingin naik gunung atau camping di pantai! Serius! Saya masih pemula dan butuh teman yang super duper sabar untuk menemani saya mewujudkan keinginan itu. Satu-satunya gunung yang pernah saya taklukkan hanyalah gunung purba Nglanggeran kalau itu bisa disebut gunung, bukannya bukit. Oh iya dan gunung Bromo, hahaha. And you know what, benar banget kata orang-orang, sekalinya kita udah naik gunung, kita akan jatuh cinta. Gunung punya kekuatan untuk memanggil kembali manusia-manusia yang bosan dan lelah akan ambisi perkotaan untuk mengunjunginya kembali, kalau kata teman saya kembali ke alam. Jadi target awal saya cukup gunung Merapi dulu karena dekat dan juga kata teman saya medannya cukup mudah meskipun kadar kesulitannya tetap ¾ lebih sulit dari Nglanggeran. Oh ya camping di pantai, saya sangat ingin merasakan tidur sambil memandang langit luas yang terhampar penuh bintang sembari mendengar desiran ombak yang menenangkan.

Harapan saya yang keempat, saya ingin mengunjungi lebih banyak lagi tempat-tempat yang indah di dunia ini. Tapi sayang Allah belum kasih saya rezeki untuk mewujudkan keinginan saya yang ini, hihihihi tapi semoga bisa segera tercapai ya J

Mungkin harapan-harapan saya di usia yang ke 22 ini Cuma segini, tapi saya bersyukur banget saya bisa menemukan apa yang saya mau dan saya inginkan. Saya juga bersyukur banget sama hidup yang luar biasa indah ini dari Allah SWT, I never regret every step I choose, everythings God gives and refuses to me because I believe God knows me the best and God knows what I really need rather than I want. Kado terindah yang Allah berikan untuk saya adalah dilahirkan dan hidup dalam keluarga yang sangat mencintai dan menyayangi saya serta bertemu dengan orang-orang yang memberikan pelajaran berharga dalam hidup saya J

Terima kasih untuk orang tua yang dengan penuh cinta dan kasih sayang memberikan andil yang sangat besar dalam pembuatan (?) saya. Emang kamu dibuat? Bukan ditemuin? Terima kasih untuk Allah yang meniupkan ruh kehidupan dalam darah yang dibuahi dengan penuh cinta di dalam rahim seorang ibu. Terima kasih untuk ibu yang bertahan melahirkan seorang bayi dengan berat 4,7 kg WOOOWWW, gedi yo 22 tahun yang lalu. Terima kasih untuk cintanya yang tidak pernah putus. Terima kasih untuk bapak yang juga menyayangi saya dengan cara yang berbeda. Terima kasih kakak saya atas perhatian yang tidak pernah putus Sebenernya sih itu terpaksa, untuk waktu dan materi yang diberikan Kan kamu maksa


Bapak Ibu tersayang, tokoh utama dibalik kelahiran saya

Terima kasih teman-teman Emang punya? yang menambah warna dalam hidup saya. Terima kasih untuk semua doa yang diberikan J


Terakhir, terima kasih buat Andry dan Hesti atas surprise dan hadiah yang udah diberikan. You know exactly what I need, GEMBEEEEEEEL!!! MEMANG J

Surprise dari Andry dan Hesti

***
Tulisan dengan font berwarna hitam di atas adalah tulisan saya, sementara tulisan dengan font warna merah menyala adalah kerjaan teman-teman kos Hida, Mba Lucy, Mba Dhani, Mba Alma yang ngasih late surprise dan ngedit tulisan saya diam-diam :)

After all, saya dapat dua surprise dan itu sangat membahagiakan.

Setelah bersusah payah mengambil foto

Surprise dari teman-teman kosan